Halaman

Jumat, 16 Januari 2015

Gunakan Inpari Untuk Naikkan Produksi

SERANG - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menginstruksikan penggunaan Padi dengan jenis Inpari dalam meningkatkan produksi padi di wilayah Provinsi Banten. Jenis padi tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 10 ton per hektar. Apabila diaplikasikan pada lahan di wilayah Banten diharapkan dapat mendukung pencapaian swasembada pangan.
“Inpari yang produksi 10 ton itu dikembangkan, kalau benih yang tidak benar beredar dilapangan, kan kasian petani,” ungkap Mentan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banteng, Neng Nurcahyati, pada kunjungannya di desa Margasana kecamatan Kramatwatu kabupaten Serang, Rabu (14/01).
Di kecamatan yang memiliki luas lahan sawah sebanyak 2508 Ha ini, Mentan mengunjungi gudang Asosiasi Benih Banten (Asbenten) yang berdiri sejak tahun 2012. Di sini Mentan meninjau dengan kapasitas sebanyak 500 ton benih yang mencakup semua wilayah provinsi Banten. Gudang ini juga memiliki stok benih dengan varietas yang didominasi dengan varietas Ciherang, Menkongga dan Varietas Unggul Baru Inpari seperti Inpari 13 dan Inpari 20 yang sedang digandrungi oleh penangkar. Pada kesempatan tersebut Mentan juga menginstruksikan kepada kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Banten, M. Yusron untuk mengaplikasikan penggunaan Inpari 13 di provinsi Banten sebanyak 10%.
Mentan juga meninjau jaringan irigasi yang rusak dengan kondisi banjir apabila memasuki musim hujan di desa Pulo Kencana Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Dengan kondisi irigasi tersebut, Mentan menitipkan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk menyegerakan perbaikan jaringan irigasi di kecamatan tersebut.

Dalam kesempatan ini pula, Mentan juga menitipkan pesan agar tidak ada lagi distribusi pupuk yang sering terlambat ketika musim tanam kepada pejabat Pupuk Sriwijaya saat berada di gudang persediaan pupuk di Kota Serang. Mentan juga menyempatkan ke Pasar Rau Kota Serang untuk mengetahui harga komoditas beras. Mentan mendapatkan harga beras yang relatif stabil di kisaran harga 8.000 – 9.000 rupiah per-kilogramnya.

Mentan Meminta Tambah Produksi 1 Juta Ton di Banten

BANTEN – Dalam rangka Upaya Khusus Percepatan Swasembada Pangan di provinsi Banten, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dengan Plt. Gubernur Banten, Rano Karno, melaksanakan rapat koordinasi di Pendopo Gubernur yang terletak di lingkungan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi (KP3B) Banten, Rabu (14/01).
Banten merupakan satu dari empat provinsi yang berhasil dalam melakukan penyerapan kontingensi di tahun 2014. Dalam sambutannya Mentan menyampaikan perasaan puasnya kepada Plt. Gurbenur Banten. Selain Banten, tiga provinsi lainnya yang berhasil melakukan kontingensi dengan prosentase 100 persen yaitu Lampung, Bali dan Sulawesi Selatan.
“Ini Kadis Pertanian luar biasa, pencapaian kontingensi, 100 persen,” ungkap Mentan.
Ditengah upaya Mentan dalam mempercepat swasembada pangan, Mentan memberikan bantuan alsintan kepada provinsi Banten, Mentan menyampaikan permintaannya kepada Plt. Gurbenur Banten untuk menambah satu juta ton produksi padi dari provinsi muda ini.
“Kalau dipenuhi, kami akan kali handtracktornya, dari 132 menjadi empat kali lipat. Pompa air pun akan kami tambah, menjadi 256. Kemudian irigasi delapan ribu,” tambah Mentan.
Pada rakor ini, Mentan menyampaikan rencana tindak lanjut dalam pencapaian swasembada pangan diantaranya dengan upaya perbaikan jaringan irigasi untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), pengadaan dan penguatan sistem benih untuk menjamin kemandirian benih, penyediaan pupuk tepat jumlah, waktu, jenis dan dosis, serta pengadaan alsintan untuk meningkatkan IP dan pengurangan susut panen.
Rencana tindak lanjut tersebut didasarkan pada permasalahan yang dihadapi pertanian di Indonesia diantaranya irigasi, benih, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan) dan penyuluh pertanian. Permasalahan pada benih menyebabkan kehilangan peluang produksi sebanyak 6 juta ton GKG. Untuk masalah yang terjadi pada pupuk dapat menghilangkan peluang produksi sebanyak 3 juta ton GKG. Sedangkan permasalahan alsintan memiliki peluang kehilangan produksi sebanyak 3,5 juta ton GKG.
Kurangnya penyuluh pertanian di Indonesia sebanyak 21 ribu orang juga dapat menghambat kegiatan pertanian setara dengan kehilangan peluang produksi 3 juta ton GKG. Pada masalah ini, Mentan mendapat bantuan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk sumber daya manusia dengan menurunkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebanyak 52 ribu personil.

Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Dirjen PPHP Kementerian Pertanian, perwakilan DPRD Provinsi Banten, perwakilan Bupati dan Wakil Bupati wilayah Provinsi Banten, Komandan Korem 064, serta pejabat lingkup Pemda Provinsi Banten serta stakeholders di bidang pertanian.