Pemerintah berupaya
menggenjot produksi kedelai tanah air dengan memberikan bantuan mulai dari benih, pupuk, peralatan
hingga harga yang bersaing kepada para petani kedelai.
Menurut Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman
Heriawan, masalah harga memang menjadi pemicu kurangnya minat petani menanam komoditas ini. “Banyak
petani yang merasa kurang happy karena harga kedelai di pasaran yang kurang menarik. Saat
panen, harga hanya berkisar Rp. 4000 – Rp 5000 per kilogramnya. Sehingga, banyak petani kedelai yang
membiarkan lahan pertaniannya tidak ditanami karena kalaupun ditanami kedelai, mereka merugi,”
katanya usai acara pencanangan gerakan panen kedelai 2013 di Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo,
Grobogan, Kamis (28/03/2013).
Dijelaskan Wamentan, kasus kelangkaan kedelai pada tahun 2012 lalu
awalnya karena petani tidak mau menanam kedelai akibat harganya yang jatuh. Namun, karena kebutuhan
yang sangat tinggi dan harga yang terus naik membuat petani kembali bergairah. “Mahalnya harga
kedelai pada tahun 2012 lalu memiliki hikmah yaitu petani kembali bergairah untuk menanam kedelai,”
ujarnya
”Untuk itu kami minta kepada pimpinan daerah dan petani terus berusaha agar produksi
kedelai nasional bisa meningkat. Pemerintah sendiri membantu kepada petani berupa benih, pupuk dan
harga yang menarik,” katanya.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini kebutuhan kedelai nasional
mencapai 2,4 juta ton, tetapi baru terpenuhi dari hasil panen petani sekitar 850 ribu ton, atau
sekitar 35 persennya saja. “Ini tentu menjadi peluang yang bagus untuk petani kedelai. Asalkan
disiplin kita pasti mampu meningkatkan produksi kedelai tanah air,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar